BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Paragraf
|
Paragraf adalah
satuan pikiran atau gagasan atau topik yang sederhana yang pada umumnya
diungkapkan dalam beberapa kalimat (kelompok kalimat). Paragraf itu merupakan
bagian dari suatu karangan (wacana) karena suatu paragraf secara bersama-sama
dengan paragraf lain mendukung penyajian topik karangan (wacana) itu. Paragraf
selalu mendukung penyajian topik karangan. Paragraf yang menyajikan suatu
pikiran itu selalu berkaitan dengan topik karangan (wacana) tersebut.
Pengertian paragraf menurut beberapa pakar linguistik
dijelaskan sebagaiberikut:
1.
Arifin & Tasai
(dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan bahwa paragraf adalah
seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
2.
Kridalaksana (dalam
Ermanto & Emidar, 2012: 134) menjelaskan paragraf adalah satuan bahasa yang
mengandung satu tema.
3.
Tim Penyusun Kamus
Besar Bahasa Indonesia (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) menjelaskan
paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan yang biasanya mengandung satu
ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru dan disebut juga dengan
alinea.
4.
Akhadiah, dkk (dalam
Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan paragraf merupakan inti penuangan
buah pikiran dalam sebuah karangan; dalam paragraf terkandung satu unit buah
pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari
kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas
sampai kepada kalimat simpulan. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
5.
|
Widjono HS (dalam Ermanto &
Emidar, 2012: 134) mengemukakan paragraf adalah satuan bahasa tulis yang
terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara lengkap, runtut, dan padu;
paragraf juga berarti bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah
kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai
pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
6.
Semi (dalam Ermanto
& Emidar, 2012: 134) mengemukakan bahwa paragraf adalah kalimat atau
seperangkat kalimat mengacu kepada satu topik.
Berdasarkan
penjelasan di atas, dapat dipahami beberapa hal tentang paragraf yakni sebagai
berikut: (1) dilihat dari bentuknya, paragraf pada umumnya terdiri atas
beberapa kalimat (paragraf sempurna) namun sebagian kecil terdiri atas satu
atau dua kalimat (paragraf sederhana), (2) dilihat dari segi penulisannya,
paragraf ditulis dengan menjorokkan awal kalimat ke bagian dalam tulisan atau
ditulis sejajar namun dipisahkan dengan memberi jarak dari paragraf yang lain
dan (3) dilihat dari segi isinya, paragraf membicarakan satu topik pemikiran
sederhana yang mendukung topik subbab atau topik bab atau topik karangan/wacana
(Ermanto & Emidar, 2012:134-135).
B.
Kegunaan Paragraf
Keberadaan
suatu paragraf dalam suatu tulisan sangat berguna bagi penulis untuk beberapa
hal berikut ini:
1.
Memudahkan
pengekspresian gagasan, pikiran, perasaan dalam rangkaian kalimat yang tersusun
secara logis dalam suatu kesatuan.
2.
Memudahkan penataan
topik-topik paragraf sebagai kesatuan rangkaian dalam suatu karangan.
3.
Memudahkan
pengembangan topik karangan (topik subbab, topik bab) menjadi topik-topik
sederhana (topik paragraf).
4.
Memudahkan
pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema lainnya.
5.
Memisahkan dan
menegaskan pergantian suatu topik paragraf dengan topik paragraf lainnya secara
formal.
Bagi pembaca, paragraf juga
berguna untuk untuk beberapa hal berikut ini:
1.
Menandai pergantian
topik paragraf yang satu dengan topik paragraf yang telah disajikan dan topik
paragraf yang akan disajikan.
2.
Memudahkan
pemahaman suatu topik paragraf karena secara formal telah dipisahkan dengan
topik paragraf yang telah disajikan dan topik paragraf yang akan disajikan.
C.
Jenis Paragraf
Jenis paragraf
dapat dilihat dari beberapa aspek yakni:
1.
Berdasarkan Kelengkapannya
Berdasarkan
aspek kelengkapannya terdiri atas:
a.
Paragraf Sederhana
Paragraf sederhana adalah paragraf yang hanya terdiri dari satu atau dua
kalimat. Paragraf sederhana ini dapat ditemukan dalam buku atau karangan
ilmiah, berita jurnalistik, dan surat. Dalam buku atau karangan ilmiah,
paragraf sederhana berisi pengantar/pembuka suatu topik bahasan, atau
penghubung/peralihan topik bahasan, atau penutup topik bahasan. Dalam berita
jurnalistik, paragraf sederhana adalah seperti paragraf teras dan tubuh berita.
Dalam surat, paragraf sederhana adalah seperti pada paragraf pembuka atau
paragraf penutup.
Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf pengantar/pembuka suatu
topik bahasan terdapat pada pembuka subbab atau pembuka bab dapat dilihat
sepeti dibawah ini:
Contoh 1
Dalam bab ini, dibicarakan dua hal yang saling berkaitan yaitu perkembangan
kosakata bahasa Indonesia dan pengembangan kosakata bahasa Indonesia.
Perkembangan dan pengembangan menyangkut dua hal yang berbeda apabila dilihat
dari proses kejadiannya, tetapi apabila dilihat dari hasilnya merupakan dua hal
yang sama.
Contoh 2
Dalam pembentukan istilah, untuk mendapatkan bentuk kata yang dapat
mewadahi sebuah konsep yang tepat, maka upaya gramatikal dapat dilakukan.
Upaya-upaya gramatikal itu adalahproses konversi, afiksasi, reduplikasi,
komposisi, proses abreviasi, dan analogi yang akan dijelaskan satu per satu
berikut ini.
Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf penutup suatu topik bahasan
terdapat pada penutup subbab atau penutup bab dapat dilihat sepeti dibawah ini:
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sejumlah kosakata bahasa
Malaysia bisa menimbulkan kesulitan bagi penutur bahasa Indonesia dan
sebaliknya, sejumlah kosakata bahasa Indonesia bisa menimbulkan kesulitan bagi
penutur bahasa Malaysia.
Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf penghubung/peralihan suatu
topik bahasan terdapat pada penutup subbab atau penutup bab dapat dilihat
sepeti dibawah ini:
Dalam pelbagai kepustakaan banyak disebutkan bidang-bidang kosakata ini. Berikut
ini akan dikemukakan bidang-bidang kosakata itu menurut beberapa dasar
pembidangan.
Paragraf sederhana dapat pula ditemukan dalam berita jurnalistik di media
massa seperti surat kabar, majalah dan tabloid. Contoh paragraf sederhana dalam
berita jurnalistik dapat dilihat sepeti dibawah ini:
Sejumlah SMA di kota Padang telah menyiapkan siswanya menghadapi Ujian
Nasional (UN), 20 April. Tak hanya memperdalam penyajian materi yang akan
diuji, sebagian kepala SMA dan SMK, juga memperhatikan sisi psikologis siswa
yang cenderung stres sebelum dan sesudah ujian.
Selain itu, paragraf sederhana dapat pula ditemukan dalam surat. Contoh
paragraf sederhana dalam surat dapat dilihat sepeti dibawah ini:
Dalam rangka peringatan hari pendidikan nasional (Hardiknas 2009) dan
pelantikan pengurus ikatan alumni jurusan bahasa dan sastra Indonesia (ILUNI
BIND), Fakultas Bahasa Sastra dan Seni (FBSS), Universitas Negeri Padang
periode 2009-2012 akan melaksanakan seminar nasional dengan tema “Pengembangan
Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Peningkatan
Profesionalisme Guru”.
b.
Paragraf Sempurna
Paragraf sempurna adalah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Satu
atau dua kalimat menyatakan topik bahasan paragraf sedangkan beberapa kalimat lainnya
menjelaskan topik bahasan paragraf itu. Paragraf sempurna ini berisi satu topik
bahasan paragraf. Paragraf sempurna adalah paragraf yang berupa paragraf
pokok/pengembang. Dalam suatu karangan, paragraf sempurna inilah yang paling
banyak ditemukan. Pada umumnya, topik bahasan karangan disajikan dengan
paragraf sempurna ini. Berbeda dengan itu, dalam suatu karangan, paragraf
sederhana pada dasarnya digunakan untuk memperlancar penyajian topik bahasan
karangan.
Contoh paragraf sempurna tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:
Peredam senjata bekerja dengan prinsip-prinsip yang
sederhana untuk membuat senjata tidak bersuara. Bayangkan sebuah balon, apabila kamu menusuk balon dengan
peniti, akan menimbulkan suara yang keras. Akan tetapi, jika kamu membuka balon
dan membiarkan udaranya keluar perlahan suaranya akan sangat pelan. Proses
inilah menjadi ide dasar dibalik peredam senjata.
2.
Berdasarkan Fungsinya dalam Karangan
a.
Paragraf
Pengantar/Pembuka
Paragraf pengantar/pembuka adalah paragraf yang terdapat di awal suatu
karangan. Paragraf pengantar merupakan paragraf yang berisi pengantar untuk
masuk ke suatu topik bahasan subbab, bab atau karangan. Paragraf pengantar ini
tidak selalu ada di awal topik bahasan subbab, bab atau karangan. Berbeda
dengan paragraf pengantar, paragraf pembuka merupakan paragraf yang berisi
pembuka untuk memulai suatu topik bahasan subbab, bab atau karangan. Paragraf
pembuka ini harus selalu ada di awal topik bahasan subbab, bab atau karangan.
Contoh paragraf pengantar/pembuka tersebut dapat dilihat seperti dibawah
ini:
Untuk keperluan pembahasan ini dikutip salah satu definisi yang sederhana,
yaitu “Bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh
anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi
diri”.
b.
Paragraf
Penghubung/Peralihan
Paragraf penghubung/peralihan adalah paragraf yang terdapat di dalam suatu
karangan yang lazim digunakan untuk memperlancar peralihan suatu topik bahasan
dari topik bahasan sebelumnya. Disebut paragraf penghubung karena paragraf yang
digunakan untuk menghubungkan suatu topik bahasan yang berbeda. Paragraf
penghubung ini bermanfaat untuk memperlancar penyajian dari suatu topik bahasan
ke topik bahasan yang lainnya. Disebut paragraf peralihan karena paragraf ini
adalah paragraf yang memperlancar peralihan dari suatu topik bahasan ketopik
bahasan lainnya dalam suatu karangan.
Contoh paragaraf penghubung/peralihan tersebut dapat dilihat seperti
dibawah ini:
Pada uraian di atas telah dijelaskan hakikat pemerolehan bahasa. Sekarang
perlu diketahui ragam atau jenis-jenis pemerolehan bahasa seperti diuraikan
berikut ini.
c.
Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat diakhir suatu karangan, bab
atau subbab. Paragraf penutup ini lazim berisi suatu peyimpulan topik bahasan,
penegasan topik bahasan atau pengharapan kepada pembaca berkaitan dengan topik
bahasan itu.
Contoh paragraf penutup tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:Berdasarkan
uraian diatas dapat ditarik simpulan bahwa kebiasan adalah perilaku individu
yang dilakukan secara otomatis, yang ditandai oleh spontanitas, berulang-ulang
dan disertai dorongan atau minat.
d.
Paragraf Pokok/Pengembang
Paragraf pokok/pengembang adalah paragraf yang terdapat didalam suatu
karangan yang berisi topik-topik bahasan (sederhana) yang mendukung penjelasan
topik bahasan karangan (kompleks). Pada intinya, kesatuan beberapa paragraf
pokok/pengembang inilah yang menunjang pengembangan topik bahasan karangan.
Disebut paragraf pokok karena paragraf ini adalah paragraf inti yang berisi
satu topik bahasan paragraf yang secara bersama-sama dengan paragraf pokok yang
lain menjelaskan topik bahasan karangan. Disebut paragraf pengembang karena
paragraf ini adalah paragraf yang mengembangkan topik bahasan karangan.
Contoh paragraf pokok/pengembang tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:
Untuk menembakkan peluru dari senapan, bubuk-bubuk senapan terbakar
dibelakang peluru sehingga menciptakan dentuman gas panas yang keras. Tekanan
dari gas mendorong peluru turun ke laras senapan. Peredam terpasang diujung
laras senapan dan volumenya 20-30 kali lebih besar dibandingkan laras senapan.
Dengan peredam berada ditempatnya, gas yang tertekan dibelakang peluru mempunyai
ruangan yang lebih luas untuk mengembang. Jadi, tekanan dan temperatur gas
panas menurun drastis. Ketika peluru keluar dari lubang dalam peredam, tekanan
yang terlepas jauh lebih rendah, mungkin 60 PSI sehingga suara yang dihasilkan
senapan itu tidak begitu terdengar.
3.
Berdasarkan Teknik Pemaparannya
a.
Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi gambaran (deskripsi) tentang
suatu objek seperti benda, manusia, binatang, dan alam. Paragraf yang
mendeskripsikan atau mengembangkan objek tersebut adalah paragraf deskripsi.
Artinya, paragraf deskripsi selalu berisi gambaran suatu objek. Jadi, disebut
paragraf deskripsi hanya karena dibuat untuk menggambarkan suatu objek dengan
media bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf).
Penyusunan paragraf deskripsi menggunakan logika ruang. Artinya, untuk mendeskripsikan
suatu objek, dijelaskan bagian-bagian objek itu dengan teratur menggunakan
kalimat-kalimat. Penataan paragraf deskripsi dengan logika ruang itu dapat
dipilih sesuai urutan atas-bawah, kiri-kanan, utara-selatan, timur-barat,
bagian besar-bagian kecil, bagian kecil-bagian besar, dan sebagainya. Penataan
seperti ini akan memudahkan pembaca melihat, memandang, memperhatikan objek
yang dideskripsikan secara mudah.
Contoh paragraf deskripsi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:
Blitar tengah berhias. Kota di Jawa Timur ini dibalut warna merah nan
menor. Sejumlah spanduk dan umbul-umbul merah terpasang diberbagai ruas jalan
dan mulut gang, sedangkan ditiap pojok terpampang wajah Bung Karno, baik foto
maupun lukisan dalam berbagai ukuran. Dibeberapa pintu masuk kota dari arah
Malang, berderet baliho yang bergambar wajah proklamator itu dalam ukuran
besar. Keramaian serupa terlukis di kawasan alun-alun kota, museum Bung Karno
dan sekitar kuburan Soekarno di kawasan Bendogerit.
b.
Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita (narasi) tentang suatu
kejadian yang dialami tokoh, baik orang maupun binatang dalam suatu kehidupan.
Kadang tokoh-tokoh yang diceritakan dapat pula berupa tumbuhan atau benda mati yang
seolah-olah bisa berbicara seperti manusia. Paragraf narasi selalu berisi
peristiwa kehidupan yang dialami oleh tokoh yang diceritakan. Jadi, disebut
paragraf narasi karena dibuat untuk menceritakan peristiwa kehidupan suatu
tokoh dengan media bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf).
Penyusunan paragraf narasi menggunakan logika urutan waktu (kronologis).
Untuk penceritaan suatu peristiwa, dikemukakan penggalan-penggalan kejadian
dengan teratur sesuai dengan urutan waktu kejadian (menggunakan
kalimat-kalimat). Penataan paragraf narasi dengan logika urutan waktu
(kronologis) itu dapat dipilih sesuai dengan urutan kejadian
sebelumnya-sekarang atau sekarang-sebelumnya.
Contoh paragraf narasi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:
Aku tahu, ia sengaja memalingkan wajah dari sorotan lampu itu agar rautnya
tak terbaca olehku. Aku juga tahu, sejak sejam lalu ia berusaha keras menahan
bulir-bulir air itu meluncur jatuh dari pelupuk matanya. Diambilnya sebatang
rokok kretek dari bungkusnya. Namun, ia menolak ketika tangan ku terulur dengan
geretan menyala. Ia memilih mengambil korek api dari tas punggung yang
tergeletak didekat kakinya. Ia tetap diam. Kami sama-sama diam. Hanya terdengar
riak-riak ombak dan suara cengkih dari rokok yang terbakar.
c.
Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi penjelasan informasi
(ekspos) tentang suatu persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan kepada orang
lain. Jika dibandingkan dengan paragraf deskripsi yang menggambarkan suatu
objek, paragraf eksposisi adalah menjelaskan atau mengemukakan suatu persoalan,
gagasan, pemikiran dan temuan. Target paragraf eksposisi hanyalah
penginformasian persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan tersebut. Harapan
penulis adalah pembaca paham tentang persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan
yang disajikan dalam paragraf eksposisi itu.
Penyusunan paragraf eksposisi ini menggunakan logika ilmiah (pemikiran).
Artinya, untuk penjelasan suatu topik bahasan digunakan logika ilmiah, seperti
umum-khusus (deduktif), khusus-umum (induktif), penjelasan (definisi)
sebab-akibat, pemerian contoh dan pengelompokan (klasifikasi). Penataan
paragraf eksposisi dengan logika ilmiah itu dapat dipilih sesuai dengan topik
bahasan paragraf yang dijelaskan tersebut.
Contoh paragraf eksposisi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:
Banyak tokoh besar membuat penemuan pada abad ini. Para tokoh besar yang
muncul pada abad ke-20 ini juga ada yang ada membuat mesin yang bisa terbang,
seperti yang dilakukan Wright bersaudara. Selain itu, ada pula penemuan molekul
pembentuk basis kehidupan (DNA) oleh Watson dan Crick atau yang membuat dunia
gemetar dengan seruan ‘Heil!’ oleh Hitler. Temuan lain adalah mengubah alam
semesta dengan sebuah persamaan, seperti yang dilakukan oleh Einstein.
d.
Paragraf
Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi penjelasan untuk
meyakinkan pembaca tentang suatu gagasan, pemikiran, temuan atau keyakinan
dengan pemberian alasan, data atau fakta. Jika dibandingkan dengan paragraf
eksposisi yang menjelaskan atau mengemukakan suatu persoalan, gagasan,
pemikiran, temuan, paragraf argumentasi adalah paragraf untuk meyakinkan orang
lain tentang suatu hal dengan pemberian argumentasi. Target paragraf
argumentasi adalah pemberian keyakinan tentang suatu hal kebenaran. Harapan penulis
adalah pembaca dapat meyakini suatu kebenaran yang disampaikan.
Penyusunan paragraf eksposisi ini juga menggunakan logika ilmiah
(pemikiran). Artinya, untuk penjelasan suatu topik bahasan digunakan logika
ilmiah, seperti umum-khusus (deduktif), khusus-umum (induktif), penjelasan
(definisi) sebab-akibat, pemerian contoh dan pengelompokan (klasifikasi).
Dengan demikian, yang lebih penting adalah paragraf argumentasi harus
memberikan keyakinan kepada pembaca dengan argumentasi yang kuat.
Contoh paragraf argumentasi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:
Pelajaran bahasa indonesia termasuk kelompok ilmu pengetahuan yang selalu
berkembang. Oleh karena itu, guru bahasa Indonesia dituntut mengikuti
perkembangan bahasa Indonesia dan pengajarannya. Kualifikasi ijazah tampaknya
mempunyai kontribusi yang baik terhadap kualitas pengajaran termasuk persepsi
terhadap buku pelajaran yang digunakan. Tampak dari hasil penelitian bahwa 90%
mengikuti program penyetaraan DII PGSD berarti mereka memiliki kesempatan untuk
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kemampuan bahasa Indonesia termasuk
kajian terhadap buku teks bahasa Indonesia.
e.
Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya berupa usaha untuk membujuk
atau mempengaruhi orang lain tentang suatu hal. Paragraf persuasi ini sering
ditemukan dalam karangan-karangan yang berwujud iklan, promosi, dan lain-lain.
Jika dibandingkan dengan paragraf argumentasi yang berisi penjelasan untuk meyakinkan
orang lain tentang suatu hal dengan pemberian argumentasi, paragraf persuasi
ini berisi bujukan untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti hal yang
diinginkan penulis. Target paragraf persuasi adalah pembaca mengikuti sesuatu
yang diharapkan oleh penulis.
Penyusunan paragraf persuasi ini lazim menggunakan logika yang disertai
daya persuasif terhadap pembaca. Artinya, untuk penjelasan suatu topik bahasan
digunakan penjelasan-penjelasan yang bisa mendesak pembaca untuk mengikuti
sesuatu yang diinginkan penulis. Singkatnya, hal yang sangat penting hanyalah
paragraf persuasi selalu berisi usaha untuk membujuk dan mempengaruhi sikap dan
keyakinan pembaca untuk mengikuti sesuatu yang diharapkan penulisnya.
Contoh paragraf persuasi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:
Dengan alat ini, anda tidak lagi harus membuang ampas atau serat makanan.
Hal ini karena semuannya akan menjadi halus. Seratus persen buah atau sayuran
dapat diminum langsung bersama seratnya yang halus.
D.
Persyaratan Paragraf yang Baik
Persyaratan
paragraf yang baik adalah sebagai berikut:
1.
Kesatuan topik
bahasan (kohesi).
2.
Kepaduan bahasa
pengungkapan (koherensi).
3.
Ketuntasan
pengembangan.
4.
Keruntutan penyusunan.
E.
Struktur Paragraf
Dilihat dari
keberadaan kalimat topik, paragraf terbagi dua:
1.
Paragraf yang Memiliki Kalimat Topik
a.
Kalimat Topik di
Awal (Paragraf Deduktif)
Contoh:
Valentine
day dalam kosakata bahasa kita diterjemahkan sebagai hari kasih sayang yang berawal dari
kebudayaan Romawi (sekarang Italia). Asal muasalnya, sedikitnya ada dua versi.
Versi pertama, hari yang diperingati untuk “memuji-muji” kasih sayang itu ada
korelasinya dengan kematian atau pemakaman Santo Valentine. Versi kedua,
berasal dari tradisi Lupercalia yang merupakan upacara untuk menghormati
Faunus, Sang Dewa Pertanian, di masa Romawi Kuno.
b.
Kalimat Topik di Akhir
(Paragraf Induktif)
Contoh:
Teknik nuklir dapat
digunakan untuk mengradiasi benih tanaman agar diperoleh mutan yang memiliki
sifat lebih baik, misalnya teknik ini telah dilakukan terhadap benih padi
sehingga diperoleh benih padi yang lebih tahan terhadap hama. Dalam rangka
program intensifikasi untuk meningkatkan produksi padi, penggunaan varietas
unggulan dapat menjadi salah satu andalan. Jadi, teknik nuklir juga bermanfaat dalam
bidang pertanian.
c.
Kalimat Topik di
Awal dan di Akhir
Contoh:
Manfaat teknik
nuklir telah dinikmati banyak pasien, antara lain untuk pemeriksaan adanya
keretakan atau patah tulang karena kecelakaan, juga dalam pemeriksaan penyakit
paru-paru atau diagnosis organ-organ tubuh tanpa melakukan operasi. Proses sterilisasi
alat-alat kedokteran dengan menggunakan radiasi gamma sudah banyak dilakukan.
Selain untuk diagnosis, unsur radio aktif (radioisotop) banyak dimanfaatkan
untuk maksud terapi, misalnya pengobatam kanker tulang, prostat, rahim dan
payudara yang pada saat ini di Indonesia sedang dikembangkan. Untuk analisis
berbagai enzim dan zat renik lainnya dalam darah manusia, metode nuklir yang
dikenal dengan radioimmuna-assay (RIA) memberikan kontribusi yang cukup besar.
Hal itu menunjukkan bahwa teknik nuklir bermanfaat dalam bidang kedokteran atau
medis.
2.
Paragraf yang Tidak Memiliki Kalimat Topik
Paragraf yang tidak memiliki kalimat topikumumnya berbentuk paragraf
deskripsi atau paragraf narasi.
Contoh 1:
Di depan pembaringan ada sebuah kursi kayu empat segi. Ukurannyaagak kecil.
Masih ada kursi lainnya. Sebuah kursi rotan berbalut plastik. Plastiknya sudah
putus dibeberapa bagian. Itulah isi ruangan serba guna itu. Ruangan tidur yang
merangkap sebagai ruangan makan dan meski sejak setahun mereka tinggal di sana
belum ada tamu yang berkunjung tapi ruang tidur dan ruang makan itu juga akan
berfungsi sebagai ruang tamu, yaitu kalau kelak ada tamu yang tersesat
bertandang ke rumah mereka.
Contoh 2:
“Dur, San! kalian mau ikut patroli, nggak?” lamunanku buyar. Mas Pur,
prajurit angkatan lautasal Surabaya, memanggil-manggil dari speed
boat yang di parkir di dekat gudang
perlengkapan, tempat aku dan kawan-kawan lainnya biasa numpang tidur. Logat
Jawanya sangat kentara. Maklum, ia lahir dan tumbuh besar di Surabaya sebelum
menjadi marinir. “Tidak, Mas! Matur nuwun!” jawab ku berteriak dalam bahasa
Jawa yang aku pelajari beberapa waktu lalu.
F.
Teknik Pengembangan Paragraf
Khusus
dalam paragraf yang tidak memiliki kalimat topik, pengembangan paragraf
merupakan cara menyajikan topik bahasan dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas.
Pengembangan paragraf ini dapat pula dijelaskan sebagai berikut:
1.
Pengembangan Paragraf yang Memiliki Kalimat Topik
Pengembangan paragraf yang memiliki kalimat topik ini berarti berbicara
tentang pengembangan paragraf eksposisi, argumentasi dan persuasi. Beberapa
teknik pengembangan paragraf:
a.
Teknik Penguraian
Gagasan
Pengembangan
paragraf dengan teknik penguraian gagasan digunakan jika topik bahasan paragraf
dalam kalimat topik itu adalah berupa definisi konsep, penjelasan ide, pikiran
dan pendapat. Kalimat topik seperti ini perlu dijelaskan dan diuraikan dengan
lebih rinci. Penjelasan dan penguraian itu diwujudkan dalam beberapa kalimat
penjelas.
b.
Teknik Perbandingan/Pertentangan
Pengembangan
paragraf dengan teknik perbandingan/pertentangan digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa perbandingan/pertentangan dua
hal. Hal ini lazim digunakan untuk menjelaskan suatu hal yang harus
diperbandingkan atau dipertentangkan dengan hal yang lain.
c.
Teknik Pemberian Contoh
Pengembangan
paragraf dengan teknik pemberian contoh digunakan jika topik bahasan paragraf
dalam kalimat topik itu dirasakan akan lebih jelas dengan cara mengemukakan
contohnya. Teknik pemberian contoh ini lazim digunakan untuk mengkonkretkan
suatu topik bahasan (paragraf). Agar topik bahasan itu menjadi nyata, pemberian
contoh sangat perlu digunakan.
d.
Teknik Pemberian Argumentasi
Pengembangan
paragraf dengan teknik argumentasi (alasan) digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu berupa pendapat, gagasan atau keyakinan yang
memerlukan alasan agar diterima orang lain. Teknik pemberian alasan ini lazim
digunakan untuk meyakinkan orang lain terhadap pendapat, gagasan atau keyakinan
penulis. Agar topik bahasan diterima orang lain, pemberian alasan sangat perlu
digunakan.
e.
Teknik Perincian Sebab
Pengembangan
paragraf dengan teknik perincian sebab digunakan jika topik bahasan paragraf
dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang disebabkan oleh hal yang lain.
Rincian sebab itu sangat perlu untuk menjelaskan topik bahasan yang berupa
akibat itu. Kalimat-kalimat penjelas itu adalah rincian sebab-sebab terjadinya
hal yang dikemukakan dalam kalimat topik.
f.
Teknik Perincian
Akibat
Pengembangan
paragraf dengan teknik perincian akibat digunakan jika topik bahasan paragraf
dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang diakibatkan oleh hal yang lain.
Rincian akibat itu sangat perlu untuk menjelaskan topik bahasan yang berupa
sebab itu. Kalimat-kalimat penjelas itu adalah rincian akibat-akibat dari
persoalan yang dikemukakan dalam kalimat topik.
g.
Teknik
Pengklasifikasian
Pengembangan
paragraf dengan teknik pengklasifikasian ini digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu berupa pengklasifikasian atau pengelompokan
suatu hal. Keseluruhan hasil klasifikasi itu perlu dikemukakan untuk
menjelaskan topik bahasan yang berupa pengklasifikasian atau pengelompokan itu.
Kalimat-kalimat penjelas itu adalah penjelasan klasifikasi dari persoalan yang
dikemukakan dalam kalimat topik. Semua hasil klasifikasi itu harus muncul atau
terdapat di dalam kalimat-kalimat penjelas.
2.
Pengembangan Paragraf yang Tidak Memiliki Kalimat Topik
Pengembangan paragraf yang tidak memiliki kalimat topik ini berarti
berbicara tentang pengembangan paragraf deskripsi dan narasi. Beberapa teknik
pengembangan paragraf:
a.
Teknik Urutan Ruang
Teknik urutan ruang ini digunakan untuk mengembangkan paragraf deskripsi.
Artinya, pengembangan paragraf
dengan teknik urutan ruang ini digunakan jika topik bahasan paragraf adalah
berupa objek yang harus dideskripsikan. Untuk itu, kalimat-kalimat penjelas
adalah bagian-bagian dari suatu objek yang diungkapkan satu demi satu secara
teratur. Keteraturan pengungkapan bagian-bagian objek itu akan memudahkan
pembaca menggambarkan objek itu dalam pikirannya.
b.
Teknik Urutan Waktu
Teknik urutan waktu itu digunakan pula untuk mengembangkan paragraf narasi.
Artinya, pengembangan paragraf dengan teknik urutan waktu ini digunakan jika
topik bahasan paragraf
adalah berupa bagian-bagian peristiwa, perbuatan, tindakan dan kejadian yang
harus diceritakan. Untuk itu pula, kalimat-kalimat penjelas adalah urutan
terjadinya peristiwa kehidupan yang diungkapkan satu demi satu secara teratur.
Keteraturan pengungkapan urutan terjadinya peristiwa kehidupan itu akan
memudahkan pembaca memahaminya.
G.
Jenis Karangan
Jenis karangan
terbagi lima yaitu:
1.
Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau mendeskripsikan
suatu objek, benda atau alam. Objek tersebut digambarkan dengan menggunakan
kata-kata berdasarkan aspek ruang dan aspek kebendaan. Dalam karangan ini,
penulis berusaha memunculkan kesan yang kuat kepada pembaca dengan cara
merangsang seluruh indra pembaca sehingga pembaca betul-betul menyaksikan
objek, benda atau alam tersebut. Malalui karangan deskripsi ini, penulis
menggambarkan suatu objek dengan beberapa paragraf deskripsi.
Karangan deskripsi disusun dengan menggunakan sejumlah paragraf deskripsi.
Dapat pula dikatakan bahwa karangan deskripsi didominasi oleh paragraf
deskripsi. Artinya, beberapa paragraf deskripsi yang saling berkaitan
menggambarkan objek yang ditampilkan itu. Namun demikian, didalam karangan
deskripsi ini dimungkinkan pula terdapat sebagian kecil jenis paragraf yang
lain.
2.
Karangan Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang
menceritakan suatu peristiwa, kejadian, perbuatan atau tingkah laku.
Singkatnya, dapat dikatakan bahwa karangan narasi adalah karangan yang berupa
cerita. Peristiwa itu dirangkai melalui
rentetan kronologis (rentetan waktu) yang dialami oleh tokoh cerita. Artinya,
urutan peristiwa dijalin oleh perilaku tokoh secara kronologis.
Karangan narasi ini dapat berbentuk cerita nyata dan dapat pula berbentuk
cerita fiktif. Karangan narasi yang berupa cerita nyata adalah dalam bentuk
karangan biografi, autobiografi dan sejarah. Karangan narasi yang berbentuk
fiktif adalah dalam bentuk novel dan cerpen. Kekhasan karangan narasi jenis ini
terletak pada urutan cerita, waktu ceita yang diatur melalui plot (alur).
Karangan narasi disusun dengan menggunakan sejumlah pargraf narasi.
Artinya, dapat pula dikatakan bahwa karangan narasi tentu didominasi oleh
pargraf narasi. Dalam karangan narasi, beberapa paragraf narasi yang saling
berkaitan menjelaskan peristiwa yang ditampilkan. Namun, di dalam karangan
narasi ini dimungkinkan pula terdapat sebagian kecil jenis paragraf yang lain
seperti paragraf deskripsi atau paragraf eksposisi.
3.
Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan permasalahan yang
dibahas dengan cara menguraikan bagian-bagian atau unsur-unsurnya secara
detail. Karangan eksposisi ini menjelaskan suatu persoalan sehingga pembaca akan
memahami persoalan yang dikemukakan tersebut dengan baik. Karangan eksposisi
ini seperti buku, artikel populer dalam media massa.
Karangan eksposisi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf
eksposisi. Karangan eksposisi tentu pula didominasi oleh paragraf eksposisi.
Dalam karangan eksposisi, beberapa paragraf eksposisi yang saling berkaitan
menjelaskan atau memaparkan gagasan atau persoalan yang disajikan. Seperti dua
karangan terdahulu, di dalam karangan eksposisi ini dimungkinkan pula terdapat
seabagian kecil jenis paragraf yang lain seperti paragraf deskripsi atau
paragraf narasi.
4.
Karangan
Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang memaparkan permasalahan dan
membahas permasalahan itu dengan dukungan data dan fakta. Dapat dikatakan pula,
paragraf argumentasi ini adalah pengembangan dari paragraf eksposisi dengan
cara penggunaan argumen atau alasan. Dalam karangan argumentasi ini, penulis
berusahan meyakinkan pembaca untuk memahami dan menerima pembahasan masalah
itu. Karangan argumentasi ini menjelaskan suatu permasalahan sehinnga pembaca
dapat meyakini, memahami dan menerima pendapat atau kebenaran bahasan yang
dikemukakan penulis dalam karangan itu. Karangan argumentasi ini adalah seperti
artikel ilmiah, laporan penelitian dan artikel ilmiah populer.
Karangan argumentasi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf
argumentasi. Karangan argumentasi tentu pula didominasi oleh paragraf
argumentasi. Dalam karangan argumentasi, beberapa paragraf argumentasi yang
saling berkaitan membahas persoalan yang disajiakan. Seperti beberapa jenis
karangan terdahulu, di dalam karangan argumentasi ini dimungkinkan pula
terdapat jenis paragraf yang lain, seperti paragraf deskripsi, paragraf narasi
dan paragraf eksposisi.
5.
Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang memaparkan suatu gagasan dan
keinginan dengan tujuan membujuk dan mempengaruhi pembaca. Dapat dikatakan
pula, paragaraf persuasi ini adalah pengembangan dari paragraf argumentasi.
Karena merupakan pengembangan karangan argumentasi, karangan persuasi ini telah
jauh berkembang sehingga menjadi karangan yang berusaha membujuk atau
mempengaruhi sikap pembaca agar mengikuti keinginan dan harapan penulis.
Artinya, dalam karangan persuasi ini, penulis berusaha membujuk dan mempengaruhi
sikap pembaca agar mempercayai atau mengikuti keinginan dan harapan penulis
tersebut. Karangan persuasi ini adalah seperti iklan, dan bentuk promosi
lainnya.
Karangan persuasi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf
persuasi. Artinya, karangan persuasi didominasi oleh paragraf persuasi. Dalam
karangan persuasi, beberapa paragraf persuasi yang saling berkaitan membujuk
dan mempengaruhi pembaca. Seperti beberapa jenis karangan terdahulu, di dalam
karangan persuasi ini dimungkinkan pula terdapat jenis paragraf yang lain,
seperti paragraf deskripsi, paragraf narasi, paragraf eksposisi dan paragraf
argumentasi.
SUMBER
Ermanto dan Emidar. 2012. Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Padang:
UNP Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar